Rosalia Natalia Seleky, Ph.D., atau yang akrab dipanggil Rosa Sensei adalah alumni Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada angkatan 2011. Perjuangannya dalam menuntut ilmu membawa beliau menjelajahi dunia pendidikan hingga kini menjadi Asisten Profesor (Dosen Muda) di Shimane University, Jepang. Sejak awal, Rosa menunjukkan ketertarikannya pada bidang sosial ekonomi, namun karena memiliki latar belakang jurusan MIPA di sekolah menengah atas, Rosa akhirnya mencari jurusan di rumpun Saintek yang sesuai dengan minatnya. Hal ini membawanya menapaki perjalanan akademik di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, yang pada akhirnya membuka jalan menuju penjelajahan ilmu di belahan dunia yang berbeda.
Kenaikan harga beras di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai fenomena ini, kami telah berkesempatan untuk mewawancarai Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Guru Besar bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Dalam wawancara tersebut, Prof. Subejo menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi petani dan masyarakat pada umumnya.
🎙 Dr. Tedy Dirhamsyah, S.P.,MAB
Kepala Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar
📅 Selasa, 19 Maret 2024
🕘 13.00 – 15.00 WIB
📌 bit.ly/KultamEPA1
Kuliah Tamu ini terbuka untuk umum dan WAJIB bagi Mahasiswa EPA Angkatan 2020 serta mahasiswa mata Kuliah Kapita Selekta Manajemen Ekonomi Pertanian. Jangan sampai ketinggalan kesempatan menarik ini!
📆 Rabu, 13 Maret 2024
⏰ 11.00-13.00 WIB
📍 Auditorium Harjono Danoesastro, Fakultas Pertanian, UGM
Note:
Kuliah tamu ini bersifat WAJIB bagi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Prof. Tsuyoshi Sumita
Lecturer of Tohoku University
Moderator:
Rosalia Natalia Seleky, S.P., M.Agr., Ph.D.
Laboratory of Agricultural Economics, Shimane University
📅 Monday, 4 March 2024
⏰ 9 – 11 AM
📌 MMA Auditorium Room
OPEN FOR PUBLIC
** Mandatory for MMA 47 & 48
** Welcome register to EPA, MEP, and S3 agribusiness and agriculture economic
Registration Link:
https://bit.ly/RegristrationGuestLectureMMA
Ibu Rosalia Natalia Seleky, Ph.D., membawa perpektif kebijakan dan inovasi dari Negeri Sakura. Dengan penuh semangat, beliau berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan motivasi dan keterampilan sumber daya manusia pertanian melalui pendekatan penyuluhan yang terarah dan efektif. Sementara itu, Bapak Opik Mahendra, S.P., M.Sc., menghadirkan perspektif lokal yang mengakar kuat. Beliau menggugah kesadaran akan pentingnya peran penyuluhan dalam membangun kemampuan petani serta mendorong semangat mereka dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
Acara ini bukan hanya sekadar pertemuan intelektual, namun juga sebuah tonggak penting dalam memperkuat koneksi antara teori dan praktik di dunia pertanian. Mahasiswa tidak hanya diberi pengetahuan, tetapi juga inspirasi untuk berkontribusi secara nyata dalam mengentaskan permasalahan pertanian yang ada. Tidak hanya relevan secara akademis, kegiatan ini juga memiliki dampak yang signifikan dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan memberdayakan sumber daya manusia pertanian melalui pendekatan penyuluhan, kita bergerak menuju visi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing
Widyakarya dimulai dengan kunjungan ke Big Bee Garden, sebuah destinasi wisata edukasi yang menawarkan wawasan mendalam tentang budidaya lebah dan produksi madu murni. Di sini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan baru tentang peran vital lebah dalam ekosistem, tetapi juga dapat membeli produk madu berkualitas tinggi tanpa campuran gula. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi industri lebah dan produk-produknya dalam konteks manajemen agribisnis.
Selanjutnya, mahasiswa berkesempatan mengunjungi YARA International, sebuah perusahaan terkemuka dalam produksi dan distribusi pupuk berteknologi tinggi. Di sini, mereka berkesempatan untuk mengunjungi tiga lokasi menarik yakni distributor partner, farm partner, dan bagging factory. Melalui kunjungan ini, mahasiswa tidak hanya melihat secara langsung proses budidaya dan penerapan pupuk YARA di lapangan, tetapi juga memahami strategi pemasaran dan distribusi produk pertanian modern.
Kunjungan selanjutnya membawa mahasiswa ke Bank for Agriculture and Agricultural Cooperatives (BAAC) Thailand, di mana mereka mendapatkan wawasan mendalam tentang peran penting sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian. BAAC Thailand tidak hanya memberikan akses finansial kepada petani, tetapi juga menyediakan edukasi dan pendampingan untuk memastikan keberlanjutan usaha pertanian. Ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana lembaga keuangan dapat menjadi mitra strategis dalam mengembangkan agribisnis.
Perjalanan ilmiah ini ditutup dengan kunjungan ke Kasetsart University, sebuah institusi pendidikan tinggi ternama di Thailand. Di sini, mahasiswa tidak hanya mempelajari sistem pembelajaran dan lingkungan kampus, tetapi juga diperkenalkan pada berbagai aspek kehidupan kampus. Kesempatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga memperluas jaringan dan pengalaman interkultural bagi mahasiswa.
Secara keseluruhan, pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa, tetapi juga menambah wawasan mendalam terkait keberagaman budaya dan lingkungan alam. Widyakarya 2024 menjadi sebuah perjalanan yang tak terlupakan, memperluas horison mahasiswa dalam menerapkan ilmu agribisnis secara global dan mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Dalam acara yang diselenggarakan tersebut, hadir pengajar dari Tohoku University, Jepang, yaitu Prof. Tsuyoshi Sumita, yang dikenal dengan sebutan Sensie Tsuyoshi. Turut hadir juga sebagai moderator adalah Ibu Rosalia Natalia Seleky, S.P., M.Agr., Ph.D dari Laboratory of Agricultural Economics, Shimane University, Jepang.
Prof. Tsuyoshi secara mendalam membahas tentang contract farming di Jepang. Dia menjelaskan konsep community farming, perbedaannya dengan contract farming, serta sejarah dan keberlanjutannya di Jepang. Dalam diskusi tersebut, ditekankan bahwa Indonesia dan Jepang memiliki tantangan serupa dalam sektor pertanian, terutama terkait dengan masalah usia petani yang cenderung lanjut dan minimnya minat generasi muda untuk terlibat dalam pertanian.
Community farming di Jepang bermula dari kebutuhan akan tenaga kerja saat proses budidaya, yang memunculkan sistem pertukaran tenaga kerja antar rumah tangga petani. Sistem ini memberikan akses kepada petani untuk menggunakan alsintan dan mengkoordinasikan proses budidaya serta perputaran keuangan. Hasil produksi kemudian dipasarkan secara kolektif melalui koperasi.
Tidak hanya memberikan gambaran tentang praktiknya, Prof. Tsuyoshi juga menginspirasi untuk menerapkan konsep serupa di Indonesia, mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian. Keberhasilan community farming di Jepang menunjukkan bahwa koordinasi dan efisiensi dapat dicapai melalui model ini, terutama dalam hal biaya.
Pentingnya integrasi antara topik ini dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tidak bisa dilewatkan. Praktik-praktik seperti community farming dan contract farming di Jepang memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian beberapa SDGs, terutama yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan demikian, kuliah tamu ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam konteks pertanian, tetapi juga mengajak kita untuk memikirkan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diadaptasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Pada periode ini, sebanyak 76 wisudawan dan wisudawati dari 8 program studi sarjana di Fakultas Pertanian berhasil menyelesaikan studi mereka. Dari jumlah tersebut, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian turut berkontribusi meluluskan 12 Wisudawan dan Wisudawati, 11 diantaranya berasal dari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, sedangkan 1 lainnya berasal dari program studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian.
Rata-rata IPK para wisudawan dan wisudawati Departemen Sosial Ekonomi Pertanian yang diluluskan pada periode ini mencapai 3,64 dengan rata-rata masa studi 4 tahun 6 bulan. Salah satu prestasi yang patut diapresiasi adalah pencapaian Mufti Ardhi Perwiraddin, yang keluar sebagai Wisudawan Terbaik Departemen Sosial Ekonomi Pertanian dengan IPK 3,76.
Mufti Ardhi Perwiraddin menyampaikan kesan dan harapannya, “Education is the power of life, and life teachs us how unique we are, bagi saya Departemen Sosial Ekonomi Pertanian menjadi rumah yang nyaman untuk belajar, bertumbuh dan berkembang. Dosen-dosen dengan keunikannya masing-masing, layanan administrasi yang kilat dan baik hati serta teman-teman seperjuangan yang ambis dan pinternya kebangetan. Berpartisipasi dalam kegiatan perlombaan, KKN, MBKM, dan fasilitas pembelajaran lain menjadi pengalaman yang indah, berarti, dan tidak terlupakan. Semoga departemen sosial ekonomi pertanian menjadi rumah yang lebih cantik, indah, dan berharga serta mampu menciptakan generasi-generasi dengan sinarnya yang terang. Untuk teman-teman generasi muda, tetap semangat dan giat dalam mencari ilmu karena dengan ilmu manusia akan tinggi derajatnya. Semangat berjuang, semoga menjadi lebih baik, aktif, giat dan kuat, serta membanggakan kedua orang tua. Thanks for everything and good luck.”
Sebagai bagian dari harapan untuk masa depan, kami berharap agar para wisudawan dan wisudawati kedepannya dapat terus berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan, sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs), dengan memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang mereka peroleh selama di perguruan tinggi. Selamat kepada seluruh wisudawan dan wisudawati, semoga kesuksesan selalu menyertai langkah-langkah kalian ke depannya.
Acara diawali dengan sambutan hangat dari pembawa acara, kemudian dilanjutkan dengan kata-kata inspiratif dari Ketua Departemen, Bapak Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec. Beliau mendorong para wisudawan untuk tetap menjaga nama baik Universitas Gadjah Mada di mana pun mereka berada nanti. “Jadilah individu yang berdaya bagi lingkungan, serta terus berkontribusi untuk kemajuan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan,” ujar beliau penuh semangat.
Sambutan dari Wisudawan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, Mufti Ardhi Perwiraddin, menambahkan nuansa penuh haru dalam acara tersebut. Mufti mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian sebagai wisudawan terbaik departemen pada periode ini. “Kita semua memiliki potensi untuk memberikan dampak positif dalam masyarakat dan lingkungan,” ucapnya dengan penuh semangat.
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM berkomitmen untuk terus menghasilkan lulusan yang peduli dan berkontribusi dalam pembangunan berkelanjutan terutama di sektor pertanian dan ketahanan pangan. Para calon wisudawan dan wisudawati Departemen Sosial Ekonomi Pertanian akan resmi diwisuda pada Rabu, 21 Februari 2024. Dengan semangat yang terus membara, mari kita lanjutkan perjuangan untuk mencapai visi keberlanjutan bagi masa depan yang lebih baik. Semoga keberhasilan dan keberkahan senantiasa menyertai langkah kita semua.