Rosalia Natalia Seleky, Ph.D., atau yang akrab dipanggil Rosa Sensei adalah alumni Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada angkatan 2011. Perjuangannya dalam menuntut ilmu membawa beliau menjelajahi dunia pendidikan hingga kini menjadi Asisten Profesor (Dosen Muda) di Shimane University, Jepang. Sejak awal, Rosa menunjukkan ketertarikannya pada bidang sosial ekonomi, namun karena memiliki latar belakang jurusan MIPA di sekolah menengah atas, Rosa akhirnya mencari jurusan di rumpun Saintek yang sesuai dengan minatnya. Hal ini membawanya menapaki perjalanan akademik di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, yang pada akhirnya membuka jalan menuju penjelajahan ilmu di belahan dunia yang berbeda.
ARTIKEL
Kenaikan harga beras di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai fenomena ini, kami telah berkesempatan untuk mewawancarai Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Guru Besar bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Dalam wawancara tersebut, Prof. Subejo menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi petani dan masyarakat pada umumnya.
Sektor pertanian memegang peranan penting dalam Hari Pangan Sedunia. Petani dan produsen pangan adalah aktor utama yang bekerja keras setiap hari untuk menyediakan makanan bagi setiap manusia. Untuk itu, demi memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke makanan yang cukup dan bergizi tentunya dibutuhkan metode pertanian yang berkelanjutan serta dukungan bagi para petani kecil. Indonesia sendiri memiliki hubungan erat dengan perayaan Hari Pangan. Sebagai negara agraris, Indonesia adalah salah satu produsen pangan terbesar di dunia. Produk unggulan seperti padi, kopi, dan kelapa sawit menjadi sumber kehidupan bagi jutaan petani di negara ini. Hari Pangan Sedunia menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk merayakan keberhasilan sektor pertanian dan sekaligus menyoroti tantangan yang perlu diatasi, seperti perubahan iklim, stabilitas harga, ketersediaan modal, kesejahteraan petani serta faktor faktor lain yang tentunya dapat mempengaruhi produksi pangan.
Dalam merayakan Hari Pangan Sedunia, harapan besar terletak pada pembangunan pertanian yang berkelanjutan. Ini mencakup investasi dalam teknologi pertanian modern, pembinaan dan pendampingan terhadap petani, serta promosi pangan lokal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi pemborosan makanan dan mempraktikkan pola konsumsi yang berkelanjutan juga menjadi faktor pendukung yang sangat penting.
Hari Pangan Sedunia bukan hanya tentang memaknai peran penting petani dalam menyediakan makanan bagi dunia, tetapi juga tentang merenungkan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dengan mendukung petani, memahami asal usul makanan, dan mengurangi pemborosan, kita dapat membantu menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi. Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik melalui pertanian yang berkelanjutan.
Salah satu harapan terbesar kita adalah modernisasi pertanian. Dengan teknologi yang semakin maju, pertanian di Indonesia harus terus berinovasi dan mengadopsi metode pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. Ini mencakup penggunaan teknologi informasi, pemupukan yang tepat, pengelolaan air yang bijak, dan diversifikasi tanaman. Modernisasi ini akan membantu petani meningkatkan produktivitas mereka dan mengurangi kerugian hasil panen.
Selain itu, keberlanjutan adalah kunci untuk masa depan pertanian Indonesia. Masyarakat, petani, serta para pembuatan kebijakan harus berusaha untuk menjaga tanah, air, dan sumber daya alam lainnya agar tetap subur dan terjaga. Praktik-praktik pertanian berkelanjutan, seperti pertanian organik dan penggunaan pupuk organik, harus didukung dan diterapkan secara luas. Hal ini akan membantu melindungi lingkungan, mengurangi dampak perubahan iklim, dan memastikan bahwa pertanian Indonesia dapat terus berkembang dalam jangka panjang.
Pendidikan dan pelatihan adalah hal lain yang penting. Pihak pihak terkait harus senantiasa memberikan dukungan kepada para petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam mengelola pertanian mereka. Program pelatihan tentang praktik-praktik pertanian terbaik dan penggunaan teknologi modern akan membantu petani menjadi lebih mandiri dan produktif. Selain itu, pasar yang kuat dan adil juga penting. Membangun sistem distribusi yang efisien dan menghubungkan petani dengan pasar yang lebih luas akan membantu meningkatkan pendapatan petani dan memastikan bahwa hasil panen mereka dapat dijual dengan harga yang adil.
Hari Tani Nasional adalah saat yang tepat untuk merenungkan harapan-harapan ini. Mari bersama-sama mendukung pertanian Indonesia dengan memberikan perhatian, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan untuk mencapai potensinya yang luar biasa. Dengan modernisasi, keberlanjutan, pendidikan, dan pasar yang kuat, kita dapat memastikan bahwa masa depan pertanian Indonesia akan cerah, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi di tingkat global. Semoga Indonesia terus berjaya di bidang pertanian, dan para petani kita meraih kesuksesan yang layak mereka dapatkan. Selamat Hari Tani Nasional!
Salah satu yang menjadi sorotan dari kegiatan ini adalah penyampaian materi oleh narasumber Ayodya Narutama, S.Psi. Narasumber ini membahas secara mendalam tentang bagaimana cara mahasiswa baru beradaptasi terhadap lingkungan baru di dunia perkuliahan. Materi tersebut mencakup cara-cara mengembangkan growth mindset, yaitu sikap mental yang memfokuskan pada perkembangan dan pembelajaran, bukan hanya hasil akhir. Narasumber juga memberikan wawasan tentang bagaimana menumbuhkan pribadi yang tangguh sehingga mahasiswa siap untuk menghadapi tantangan di dunia perkuliahan. Dalam kesempatan tersebut pembicara juga menyampaikan terkait manajemen waktu, penanganan stres, dan cara mengatasi perasaan cemas yang sering muncul di awal masa perkuliahan.

Acara ini dihadiri oleh seluruh mahasiswa baru Departemen Sosial Ekonomi Pertanian angkatan 2023. Peserta tampak sangat antusias mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir termasuk kegita memasuki sesi tanya jawab. Mahasiswa memberikan pertanyaan yang cerdas dan relevan terkait materi yang disampaikan. Hal tersebut menunjukkan semangat belajar dan dedikasi mahasiswa baru dalam memahami dunia perkuliahan yang baru mereka jalani.
Sarasehan Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada ini tidak hanya memberikan pengenalan terhadap program studi, tetapi juga memberikan panduan berharga kepada mahasiswa baru untuk mengembangkan mental yang tangguh dan siap menghadapi perjalanan perkuliahan mereka. Semangat belajar dan antusiasme para mahasiswa baru sangat menggembirakan, menunjukkan bahwa mereka siap untuk mengejar ilmu dan mencapai kesuksesan di masa depan. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM berkomitmen untuk terus mendukung perkembangan dan kesuksesan mahasiswanya dalam menghadapi tantangan di dunia pertanian.