Dosen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), turut berkontribusi dalam acara internasional bergengsi, 10th World Water Forum (WWF), yang berlangsung di Bali pada tanggal 18-25 Mei 2024. Forum ini merupakan pertemuan global yang bertujuan untuk membahas isu-isu kritis terkait air, seperti manajemen sumber daya air, akses air bersih, sanitasi dll. Dengan mengusung tema “Water for Shared Prosperity”, WWF edisi kali ini mengumpulkan partisipasi global, pertukaran pengetahuan, pameran teknologi inovatif, dan komitmen bersama untuk solusi air yang berkelanjutan.
BERITA
Pada tanggal 22 Mei 2024, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Wisuda Program Sarjana Periode III Tahun Ajaran 2023-2024 dengan penuh kemeriahan. Acara ini diawali dengan prosesi wisuda tingkat universitas yang diadakan secara serentak di Gedung Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, prosesi pelepasan wisudawan tingkat fakultas dilaksanakan di Auditorium Hardjono Danoesastro Fakultas Pertanian UGM.
Pada periode ini, Fakultas Pertanian meluluskan total 96 wisudawan dan wisudawati dari 9 program Sarjana. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek) turut berkontribusi dengan meluluskan 19 wisudawan dari Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dan 17 wisudawan dari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis.
Pada Jumat, 17 Mei 2024, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada menggelar acara Yudisium Pelepasan Wisudawan dan Wisudawati bertempat di Ruang 203 MMA, Gedung Sosek A10. Acara dimulai dengan pembukaan yang kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, Bapak Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec. Dalam sambutannya, Bapak Jangkung berpesan kepada para wisudawan untuk selalu menjunjung tinggi nama baik almamater Universitas Gadjah Mada dan menjadi individu yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, sesuai dengan moto UGM, “Locally Rooted, Globally Respected”. Beliau menekankan pentingnya para lulusan untuk tetap berakar pada nilai-nilai lokal yang kuat, sambil berusaha meraih pengakuan global melalui kontribusi nyata dan positif di masyarakat.
Pada Sabtu, 4 Mei 2024, Keluarga Mahasiswa Departemen Sosial Ekonomi Pertanian (KMSEP) Universitas Gadjah Mada, bekerjasama dengan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) berhasil menyelenggarakan kegiatan seminar bedah buku berjudul “Mitos Vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat”. Acara ini turut dihadiri oleh 221 peserta, serta beberapa tokoh penting dalam sektor industri maupun akademisi yang berkompeten di bidangnya, antara lain Dr. Ir. Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif PAPSI), Eddy Abdurrachman (Direktur Utama BPDPKS), dan para dosen terkemuka dari Universitas Gadjah Mada seperti Dr. Dyah Woro Untari, Prof. Dr. Jamhari, Dr. Siti Mutiah Setiawati, dan Prof. Dr. Ir. Sri Raharjo.
Baru baru ini, beberapa dosen muda Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada menorehkan prestasi dengan merilis tiga karya buku yang menginspirasi. Prestasi ini tak hanya mencerminkan dedikasi dan kompetensi dosen muda Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, tetapi juga menjadi penanda signifikan dalam arus perkembangan ilmu Ekonomi Pertanian dan Agribisnis. Dengan penuh semangat dan pengetahuan mendalam, dosen kami telah menghasilkan karya yang berpotensi menjadi penopang utama dalam literatur akademik dibidangnya.
Pada Sabtu, 27 April 2024, suasana kebersamaan dan kehangatan mewarnai Auditorium Hardjono Danoesastro, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Kegiatan Syawalan Keluarga Besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, akhirnya kembali digelar setelah sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Dihadiri oleh seluruh keluarga besar Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, termasuk mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, dan tokoh-tokoh penting lainnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar silaturahmi rutin, tetapi juga menjadi momentum istimewa untuk bersatu kembali dalam kehangatan dan kebersamaan.
Pada tanggal 24 April 2024, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada kembali menggelar acara Wisuda Program Pascasarjana Periode III yang bertempat di Auditorium Hardjono Danoesastro, Fakultas Pertanian UGM. Acara ini menjadi momentum penting bagi 44 wisudawan dan wisudawati dari 9 program pascasarjana yang berhasil menyelesaikan perjalanan akademik mereka dengan sukses.
Dalam periode ini, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian turut memberikan kontribusi gemilang dengan meluluskan 15 wisudawan dari dua program unggulannya. Program Magister Ekonomi Pertanian meluluskan satu wisudawan, sementara Program Magister Manajemen Agribisnis berhasil meluluskan 14 wisudawan. Hal ini menandakan komitmen Departemen Sosial Ekonomi Pertanian dalam mencetak para pemimpin masa depan yang berkompeten di bidangnya.
Ibu Rosalia Natalia Seleky, Ph.D., membawa perpektif kebijakan dan inovasi dari Negeri Sakura. Dengan penuh semangat, beliau berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam mengembangkan motivasi dan keterampilan sumber daya manusia pertanian melalui pendekatan penyuluhan yang terarah dan efektif. Sementara itu, Bapak Opik Mahendra, S.P., M.Sc., menghadirkan perspektif lokal yang mengakar kuat. Beliau menggugah kesadaran akan pentingnya peran penyuluhan dalam membangun kemampuan petani serta mendorong semangat mereka dalam menghadapi tantangan zaman yang terus berkembang.
Acara ini bukan hanya sekadar pertemuan intelektual, namun juga sebuah tonggak penting dalam memperkuat koneksi antara teori dan praktik di dunia pertanian. Mahasiswa tidak hanya diberi pengetahuan, tetapi juga inspirasi untuk berkontribusi secara nyata dalam mengentaskan permasalahan pertanian yang ada. Tidak hanya relevan secara akademis, kegiatan ini juga memiliki dampak yang signifikan dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Dengan memberdayakan sumber daya manusia pertanian melalui pendekatan penyuluhan, kita bergerak menuju visi yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing
Widyakarya dimulai dengan kunjungan ke Big Bee Garden, sebuah destinasi wisata edukasi yang menawarkan wawasan mendalam tentang budidaya lebah dan produksi madu murni. Di sini, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan baru tentang peran vital lebah dalam ekosistem, tetapi juga dapat membeli produk madu berkualitas tinggi tanpa campuran gula. Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang potensi industri lebah dan produk-produknya dalam konteks manajemen agribisnis.
Selanjutnya, mahasiswa berkesempatan mengunjungi YARA International, sebuah perusahaan terkemuka dalam produksi dan distribusi pupuk berteknologi tinggi. Di sini, mereka berkesempatan untuk mengunjungi tiga lokasi menarik yakni distributor partner, farm partner, dan bagging factory. Melalui kunjungan ini, mahasiswa tidak hanya melihat secara langsung proses budidaya dan penerapan pupuk YARA di lapangan, tetapi juga memahami strategi pemasaran dan distribusi produk pertanian modern.
Kunjungan selanjutnya membawa mahasiswa ke Bank for Agriculture and Agricultural Cooperatives (BAAC) Thailand, di mana mereka mendapatkan wawasan mendalam tentang peran penting sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan sektor pertanian. BAAC Thailand tidak hanya memberikan akses finansial kepada petani, tetapi juga menyediakan edukasi dan pendampingan untuk memastikan keberlanjutan usaha pertanian. Ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana lembaga keuangan dapat menjadi mitra strategis dalam mengembangkan agribisnis.
Perjalanan ilmiah ini ditutup dengan kunjungan ke Kasetsart University, sebuah institusi pendidikan tinggi ternama di Thailand. Di sini, mahasiswa tidak hanya mempelajari sistem pembelajaran dan lingkungan kampus, tetapi juga diperkenalkan pada berbagai aspek kehidupan kampus. Kesempatan ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga memperluas jaringan dan pengalaman interkultural bagi mahasiswa.
Secara keseluruhan, pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan baru kepada mahasiswa, tetapi juga menambah wawasan mendalam terkait keberagaman budaya dan lingkungan alam. Widyakarya 2024 menjadi sebuah perjalanan yang tak terlupakan, memperluas horison mahasiswa dalam menerapkan ilmu agribisnis secara global dan mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Dalam acara yang diselenggarakan tersebut, hadir pengajar dari Tohoku University, Jepang, yaitu Prof. Tsuyoshi Sumita, yang dikenal dengan sebutan Sensie Tsuyoshi. Turut hadir juga sebagai moderator adalah Ibu Rosalia Natalia Seleky, S.P., M.Agr., Ph.D dari Laboratory of Agricultural Economics, Shimane University, Jepang.
Prof. Tsuyoshi secara mendalam membahas tentang contract farming di Jepang. Dia menjelaskan konsep community farming, perbedaannya dengan contract farming, serta sejarah dan keberlanjutannya di Jepang. Dalam diskusi tersebut, ditekankan bahwa Indonesia dan Jepang memiliki tantangan serupa dalam sektor pertanian, terutama terkait dengan masalah usia petani yang cenderung lanjut dan minimnya minat generasi muda untuk terlibat dalam pertanian.
Community farming di Jepang bermula dari kebutuhan akan tenaga kerja saat proses budidaya, yang memunculkan sistem pertukaran tenaga kerja antar rumah tangga petani. Sistem ini memberikan akses kepada petani untuk menggunakan alsintan dan mengkoordinasikan proses budidaya serta perputaran keuangan. Hasil produksi kemudian dipasarkan secara kolektif melalui koperasi.
Tidak hanya memberikan gambaran tentang praktiknya, Prof. Tsuyoshi juga menginspirasi untuk menerapkan konsep serupa di Indonesia, mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian. Keberhasilan community farming di Jepang menunjukkan bahwa koordinasi dan efisiensi dapat dicapai melalui model ini, terutama dalam hal biaya.
Pentingnya integrasi antara topik ini dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tidak bisa dilewatkan. Praktik-praktik seperti community farming dan contract farming di Jepang memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian beberapa SDGs, terutama yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan demikian, kuliah tamu ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam konteks pertanian, tetapi juga mengajak kita untuk memikirkan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diadaptasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.