
Yogyakarta, 9 Mei 2025 — Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada menggelar Sharing Session bertema “Kontribusi Akademisi dalam Pentahelix Pembangunan Ketahanan Pangan” bersama Dr. Sri Nuryanti, S.T.P., M.P., Direktur Pengendalian Kerawanan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) sekaligus alumni Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM. Acara berlangsung di Ruang Venture, Lt. 6 Gedung AGLC Fakultas Pertanian UGM, dan terbuka untuk sivitas akademika Fakultas Pertanian UGM.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WIB ini dibuka oleh Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerja Sama. Jalannya diskusi dipandu oleh Dr. Dyah Woro Untari, S.P., M.P., yang turut menghidupkan suasana dialog ilmiah yang interaktif dan partisipatif.
Dalam pemaparannya, Dr. Sri Nuryanti menekankan pentingnya sinergi pentahelix—yakni kolaborasi antara akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media (ABCGM)—dalam memperkuat sistem ketahanan pangan nasional. Ia menyampaikan bahwa kontribusi akademisi sangat krusial, mulai dari pengembangan riset, penerapan inovasi teknologi spesifik lokasi, hingga edukasi publik untuk mengatasi berbagai tantangan ketahanan pangan.
Lebih lanjut, beliau memaparkan enam pilar kebijakan Badan Pangan Nasional, yaitu: pengelolaan cadangan pangan pemerintah, stabilisasi pasokan dan harga pangan, penguatan sistem logistik, pengentasan wilayah rawan pangan dan gizi, pengembangan konsumsi pangan lokal, serta pengawasan mutu dan keamanan pangan. Data terkini menunjukkan bahwa 62 kabupaten/kota masih tergolong wilayah rentan rawan pangan, khususnya di kawasan Indonesia timur, wilayah 3TP, dan daerah kepulauan.
Isu stunting menjadi perhatian utama, mengingat keterkaitannya dengan faktor pendidikan ibu, akses terhadap pangan bergizi, ketersediaan air bersih, serta tingkat kemiskinan. Dalam konteks ini, Dr. Sri menekankan pentingnya pelibatan mahasiswa lintas disiplin, termasuk melalui KKN, penyuluhan, kampanye sosial, dan produksi konten edukatif untuk mendorong perubahan perilaku konsumsi masyarakat.
Diskusi berlangsung dinamis dengan antusiasme peserta yang tinggi. Banyaknya pertanyaan yang diajukan menunjukkan tingginya kepedulian mahasiswa dan dosen terhadap isu-isu strategis ketahanan pangan nasional. Kegiatan ini menjadi ruang refleksi sekaligus dorongan bagi sivitas akademika untuk lebih aktif berperan dalam menjawab tantangan pangan Indonesia ke depan.
Kegiatan ini juga sejalan dengan tiga poin utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), yaitu:
SDG 2: Tanpa Kelaparan (Zero Hunger) – Penekanan terhadap upaya penanggulangan kerawanan pangan, perbaikan gizi, serta optimalisasi pangan lokal mendukung langsung target ini.
SDG 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-being) – Diskusi mengenai stunting, anemia, dan pola konsumsi pangan sehat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals) – Kolaborasi pentahelix menggambarkan model kemitraan strategis lintas sektor dalam membangun sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
Penulis: Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM