
Sebagai bagian dari upaya mendorong transformasi pertanian berbasis teknologi, platform Lentera Desa yang dikembangkan oleh dosen Fakultas Pertanian UGM menyelenggarakan kegiatan pelatihan literasi digital bagi petani milenial dan penyuluh pertanian di Daerah Istimewa Yogyakarta. Acara ini dilaksanakan selama 5 hari dimulai pada tanggal 2 – 7 Mei 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia pertanian agar mampu beradaptasi dengan dinamika era digital dan Revolusi Industri 4.0.
Lentera Desa (Digital Extension Society for Agriculture) merupakan platform edukasi digital hasil pengembangan dosen Fakultas Pertanian UGM yang menyediakan ruang pelatihan, ruang informasi, dan ruang diskusi. Platform ini ditujukan bagi petani, penyuluh, dan pelaku pertanian lainnya untuk memperluas wawasan dan meningkatkan keterampilan mereka melalui pendekatan digital yang praktis dan aplikatif.
Dalam pelatihan yang diselenggarakan secara luring ini, peserta mendapatkan materi utama seputar literasi digital di sektor pertanian. Materi tersebut mencakup pemahaman dasar mengenai apa itu literasi digital dan mengapa hal ini penting untuk dunia pertanian saat ini, terutama di era teknologi yang terus berkembang. Selain itu, peserta juga dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana literasi digital dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pencarian informasi yang relevan, strategi pemasaran agribisnis secara daring, serta pengembangan konten penyuluhan pertanian yang menarik dan edukatif.
Pelatihan ini turut menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang yang saling melengkapi. Supardi, seorang petani yang telah memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) dalam praktik pertaniannya, membagikan pengalamannya dalam menerapkan teknologi secara langsung di lapangan. Kemudian, Abdurrahman Agosto, S.T., seorang praktisi fotografi sekaligus dosen praktisi mata kuliah Audio Visual di Fakultas Pertanian UGM, memberikan materi mengenai pentingnya visualisasi dalam penyampaian informasi pertanian. Narasumber lainnya, seperti Tumpal Gultom, S.Si. dari Kebun Mahobi, Sofyan Adi Cahyono, S.P. dari Sayur Organik Merbabu, dan M. Raffi Putra, S.Pwk. dari PT Kolibri Kreasi Sinema, memberikan pandangan praktis mengenai pemanfaatan teknologi digital dalam usaha agribisnis. Selain itu, Alia Bihrajihant Raya, S.P., M.P., Ph.D., dosen Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian UGM, memberikan pemahaman konseptual dan strategis mengenai peran penting literasi digital dalam komunikasi pertanian.
Antusiasme peserta tampak jelas selama pelatihan berlangsung. Suasana pelatihan yang interaktif dan aplikatif membuat peserta aktif berdiskusi dan mencoba langsung berbagai pendekatan yang ditawarkan. Penerapan metode pembelajaran berbasis praktik menjadi kunci sukses dalam menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berdampak.
Menurut penyelenggara, pelatihan ini berhasil meningkatkan kemampuan literasi digital peserta secara signifikan. Pemanfaatan teknologi digital dalam aktivitas pertanian mereka pun menunjukkan perkembangan yang positif. Dalam jangka panjang, hal ini diharapkan dapat mendorong sistem pertanian yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan. Platform Lentera Desa sendiri dipandang dapat menjadi media pembelajaran yang berkelanjutan bagi petani, penyuluh, dan masyarakat pertanian secara umum, sekaligus meningkatkan kapabilitas dan produktivitas usaha tani mereka.
Kegiatan ini selaras dengan beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals / SDGs). Pertama, SDG 4 (Pendidikan Berkualitas), karena menyediakan akses pelatihan yang relevan dan aplikatif bagi pelaku pertanian. Kedua, SDG 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi), karena membantu meningkatkan keterampilan yang dapat menunjang produktivitas dan kesejahteraan petani. Ketiga, SDG 9 (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur), dengan mendorong adopsi teknologi digital dalam sistem pertanian yang modern dan adaptif.
Dengan pelatihan ini, Lentera Desa menunjukkan komitmennya dalam memperkuat jembatan antara pertanian dan kemajuan teknologi informasi. Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dikembangkan dan diperluas ke berbagai wilayah, sebagai bagian dari gerakan transformasi pertanian Indonesia menuju masa depan yang lebih tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
Penulis: Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM