Kenaikan harga beras di beberapa daerah di Indonesia belakangan ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai fenomena ini, kami telah berkesempatan untuk mewawancarai Prof. Subejo, S.P., M.Sc., Ph.D., selaku Guru Besar bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Dalam wawancara tersebut, Prof. Subejo menyampaikan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras, serta dampaknya terhadap kondisi sosial ekonomi petani dan masyarakat pada umumnya.
Penyebab Kenaikan Harga Beras:
- Faktor Lingkungan: Salah satu penyebab utama kenaikan harga beras adalah fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023. Hal ini mengakibatkan musim tanam menjadi terlambat, mempengaruhi ketersediaan beras di pasaran.
- Bantuan Sosial: Adanya bantuan sosial kepada lebih dari 10 juta rumah tangga juga turut mempengaruhi ketersediaan beras di pasaran. Kenaikan harga beras secara langsung berdampak pada rumah tangga, terutama yang tidak mendapatkan bantuan sosial. Hal ini dapat memperberat beban ekonomi keluarga.
- Keterbatasan Sistem Informasi Pangan: Ketidakmampuan dalam mengintegrasikan data pangan dari tingkat pusat hingga desa menyebabkan kesulitan dalam memprediksi ketersediaan pangan, yang pada gilirannya mengganggu proses distribusi dan penyediaan.
Solusi yang Disarankan:
- Pengaturan Impor: Pemerintah telah mencoba melakukan impor beras untuk memenuhi kebutuhan pasar, namun hal ini juga memiliki risiko tersendiri karena dapat meningkatkan ketersediaan beras yang berlebihan di pasaran. Ketika ketersediaan-nya besar pasti juga akan berpengaruh pada harga, sehingga petani-petani yang kemarin menikmati harga baik, mungkin tidak akan bisa menikmati harga yang cukup baik di kemudian hari. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan desa diperlukan untuk mengintegrasikan ketersediaan pangan dan mengidentifikasi daerah-daerah yang mengalami kekurangan atau surplus.
- Kolaborasi Antar Pihak: Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan desa sangat penting dalam mengembangkan lumbung-lumbung pangan dan memastikan distribusi pangan yang merata.
- Pemantauan dan Pengawasan: Dalam menyambut Ramadan, pemantauan dan pengawasan terhadap operasi pasar menjadi kunci untuk mencegah kelangkaan pangan dan mengoptimalkan pasokan selama bulan suci tersebut.
Melalui upaya penyelesaian masalah kenaikan harga beras, berbagai aspek pembangunan berkelanjutan dapat terdampak secara positif. Misalnya, dengan memperbaiki ketersediaan pangan dan distribusi yang merata, kita dapat berkontribusi pada pemberantasan kelaparan. Selain itu, kolaborasi antarpihak untuk memecahkan masalah ini juga sejalan dengan semangat membangun kemitraan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan upaya bersama dan implementasi solusi yang tepat, diharapkan kenaikan harga beras dapat diatasi dan dampaknya terhadap sosial ekonomi petani dan masyarakat dapat teratasi dengan baik.