
Lalita Amaranggana Priyahita, mahasiswa Jurusan Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), baru saja menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Bungintimbe, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara, pada 25 Juli hingga 3 Agustus 2025. Dengan mengusung tema “Optimalisasi Pengelolaan Lingkungan, Ketahanan Bencana, dan Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat,” Lalita bersama timnya menjalankan program kerja utama berupa Gerakan Sekolah Hijau, Sekolah Siaga Bencana, dan Ketahanan Pangan Desa. Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan mitra strategis seperti PT Stardust Estate Investment, PT Agro Nusa Abadi, BPBD Morowali Utara, dan Pemerintah Daerah Morowali Utara.
Salah satu momen berkesan bagi Lalita adalah pembuatan rumah maggot bersama karang taruna desa. Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan dengan masyarakat, tetapi juga membuka ruang untuk bertukar pikiran dan memahami kondisi demografi desa. “Saya merasa lebih mengenal masyarakat desa, bercanda bersama, dan memahami dinamika kehidupan mereka,” ujar Lalita, yang juga aktif berbagi pengalamannya melalui akun media sosial @lalitaa-ap. Selain itu, Lalita berhasil memperkenalkan budidaya maggot dan microgreen, yang diterima dengan antusias oleh masyarakat dan langsung diterapkan. Dampaknya, masyarakat kini memiliki alternatif baru untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lingkungan.
Meski begitu, tantangan tidak luput dari perjalanan KKN ini. Sebagai daerah semi-urban dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai pegawai tambang, Lalita dan tim menghadapi kesulitan dalam menjangkau masyarakat. Banyak warga yang berhalangan hadir karena kesibukan, meskipun kegiatan telah diselaraskan dengan agenda rutin seperti PKK. Namun, dengan pendekatan yang sabar dan konsisten, tim KKN berhasil membangun hubungan baik dengan sebagian masyarakat, menciptakan kolaborasi yang bermakna.
Pengalaman ini memberikan pembelajaran berharga bagi Lalita. “Saya menjadi lebih bersyukur atas akses pendidikan dan peluang yang saya miliki di perkotaan,” katanya. Ia juga merasa bangga dapat berbagi ilmu dan melihat dampak nyata dari program yang dijalankan. Bagi mahasiswa yang akan menjalani KKN, Lalita berpesan, “Jangan sia-siakan kesempatan untuk menjelajah sejauh mungkin dan berkembang di luar zona nyaman. Banyak hal luar biasa yang bisa kalian rasakan bersama orang-orang hebat.” Ia juga menyarankan agar Fakultas Pertanian, khususnya Departemen Sosek, memberikan pembekalan lebih mendalam terkait kasus-kasus yang sering dihadapi masyarakat sebagai bekal mahasiswa.
Kegiatan KKN ini selaras dengan beberapa tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDG). Pertama, SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui Gerakan Sekolah Hijau yang meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan pelajar. Kedua, SDG 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan, tercermin dari upaya pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan lingkungan dan ketahanan bencana. Ketiga, SDG 2: Tanpa Kelaparan, yang diwujudkan melalui program ketahanan pangan desa dengan pengenalan budidaya maggot dan microgreen. Melalui KKN ini, Lalita dan timnya telah memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Desa Bungintimbe, sekaligus memperkaya pengalaman dan wawasan mereka sebagai agen perubahan.
Penulis: Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM