
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek), Fakultas Pertanian UGM kembali menunjukkan komitmennya dalam memperluas cakrawala akademik dan memperkuat jejaring global melalui penyelenggaraan program widyakarya atau scientific visit ke luar negeri. Pada 4–17 Juli 2025 lalu, dua program studi pascasarjana di bawah naungan Departemen Sosek, yakni Magister Ekonomi Pertanian (MEP) dan Magister Manajemen Agribisnis (MMA), secara bersama-sama melaksanakan kegiatan widyakarya ke Malaysia.
Kegiatan ini merupakan bagian integral dari kurikulum yang dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa dalam memahami dinamika dan tantangan dunia agribisnis internasional. Tidak hanya sebagai kegiatan observasi, widyakarya juga menuntut mahasiswa untuk menyusun laporan akademik berdasarkan kunjungan dan pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam kegiatan ini, para peserta didampingi oleh dosen senior sekaligus Guru Besar Fakultas Pertanian UGM, Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P.
Selama dua minggu pelaksanaan, rombongan mengunjungi sejumlah institusi dan perusahaan ternama di Malaysia, termasuk Malaysian Palm Oil Board (MPOB), Gardenia Factory, MARDI (Malaysian Agricultural Research and Development Institute), serta Beryl’s Chocolate Factory. Tak hanya itu, destinasi wisata edukatif seperti Batu Caves, Genting Highlands, dan Central Market juga menjadi bagian dari rangkaian perjalanan untuk memperkaya pemahaman lintas budaya dan sosial ekonomi.
Kunjungan ini memberikan wawasan yang berharga bagi mahasiswa mengenai praktik terbaik industri pertanian dan agribisnis di luar negeri. Malaysia dipilih sebagai lokasi karena kedekatan geografis dan kemiripan karakteristik sosial-ekonomi dengan Indonesia, sekaligus menjadi rumah bagi sejumlah perusahaan agribisnis multinasional yang juga beroperasi di tanah air. Hal ini memberikan nilai tambah dalam konteks pembelajaran kontekstual serta membuka peluang kolaborasi lintas negara ke depannya.
“Dalam rangka mendorong internasionalisasi, penting bagi mahasiswa untuk melihat langsung bagaimana perusahaan-perusahaan di luar negeri beroperasi. Malaysia menjadi pilihan strategis karena aksesnya lebih terjangkau dan relevan dengan konteks agribisnis di Indonesia,” jelas Prof. Jamhari.
Kegiatan widyakarya ini selaras dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), antara lain:
SDG 4: Pendidikan Berkualitas, melalui pemberian pengalaman belajar langsung yang relevan dan kontekstual dalam ranah global.
SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang industri agribisnis sebagai bekal profesionalisme di masa depan.
SDG 17: Kemitraan untuk Mencapai Tujuan, melalui penguatan jejaring dengan institusi dan industri agribisnis di Malaysia.
Dengan terselenggaranya program widyakarya ini, diharapkan mahasiswa pascasarjana Departemen Sosial Ekonomi Pertanian tidak hanya memiliki kapasitas akademik yang kuat, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam tentang tantangan dan peluang dalam dunia agribisnis global.
Penulis:
Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM