
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, kembali menunjukkan kontribusinya dalam skala internasional melalui keikutsertaan dosen dan alumninya dalam proyek kolaboratif yang didanai oleh Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR). Proyek ini bertajuk “Preparedness and management of huánglóngbìng (HLB) to safeguard the future of citrus industry in Australia, China and Indonesia”, dan melibatkan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), New South Wales Department of Primary Industries (NSW DPI) Australia, serta Citrus Research Institute dari Southwest University China.
Sebagai bagian dari pelaksanaan proyek tersebut, kegiatan Annual Review ACIAR 2025 telah diselenggarakan pada Senin, 5 Mei 2025, bertempat di Venture Room, AGLC Lantai 6, Fakultas Pertanian UGM. Kegiatan ini menghadirkan para peneliti dan reviewer dari berbagai lembaga mitra untuk mendiskusikan capaian dan arah tindak lanjut riset terkait huánglóngbìng (HLB) atau citrus greening disease—penyakit yang menjadi salah satu ancaman terbesar bagi industri jeruk secara global.
Dari Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM, terdapat tiga tokoh yang turut menyumbangkan pemikiran dan hasil riset dalam proyek ini. Pertama adalah Hanita Athasari Zain, S.P., M.Sc., alumni Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian angkatan 2019, yang mempresentasikan hasil penelitian tesisnya mengenai tingkat pengetahuan dan keterampilan petani dalam menghadapi Asian citrus psyllid (ACP)—serangga vektor penyebar penyakit HLB. Penelitian ini menjadi kontribusi penting dalam memahami kesiapan petani dan strategi komunikasi risiko di tingkat tapak.
Kemudian, Dr. agr. Ir. Sri Peni Wastutiningsih, dosen senior dari Departemen Sosek, memaparkan capaian dari kegiatan Training of Trainers (ToT) yang telah dilaksanakan pada Februari 2024 di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas petani, penyuluh, dan pengamat organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dari delapan kabupaten di Indonesia dalam memahami dan menangani HLB secara berkelanjutan.
Sementara itu, Hariyani Dwi Anjani, S.P., M.Sc., juga dosen dari Departemen Sosek, berkontribusi melalui analisis ekonomi usaha tani jeruk dengan sistem tumpang sari. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dengan petani jeruk di Malang. Hasil analisis ini menjadi langkah awal dalam pengembangan template perhitungan ekonomi yang aplikatif dan dapat digunakan dalam mendampingi petani secara langsung.
Keterlibatan aktif para dosen dan alumni Departemen Sosek UGM dalam proyek ini menunjukkan bahwa pendekatan sosial-ekonomi memiliki peran penting dalam pengelolaan risiko pertanian dan penyusunan kebijakan berbasis bukti. Tidak hanya fokus pada dimensi teknis, proyek ini juga menekankan pentingnya penguatan kapasitas sumber daya manusia serta pemberdayaan petani melalui edukasi dan keterlibatan aktif dalam riset.
Kegiatan ini secara langsung mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya:
SDG 2 (Zero Hunger): melalui peningkatan ketahanan pangan dan produktivitas pertanian jeruk yang berkelanjutan.
SDG 12 (Responsible Consumption and Production): dengan mendorong praktik budidaya jeruk yang ramah lingkungan dan efisien.
SDG 17 (Partnerships for the Goals): melalui kerja sama internasional yang erat antara Indonesia, Australia, dan China dalam menghadapi tantangan pertanian global.
Melalui sinergi lintas disiplin dan lintas negara ini, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian UGM terus berkomitmen menjadi bagian dari solusi nyata dalam pembangunan pertanian berkelanjutan yang inklusif dan berbasis ilmu pengetahuan.
Penulis: Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM