Pada 3-4 Oktober 2024, Prof. Dr. Jamhari, S.P., M.P., salah satu Guru Besar dari Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, diundang sebagai narasumber pada Pekan Riset Sawit Indonesia (PERISAI) 8th 2024. Acara yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, ini mengusung tema “Green Gold: Transforming Palm Oil Industry through Cutting-Edge Technologies” dan bertujuan untuk memperkenalkan inovasi riset terkini kepada para pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat luas.
Prof. Jamhari membawakan materi dengan judul “Efisiensi Teknis Perkebunan Sawit Rakyat di Indonesia”. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa perkebunan sawit rakyat masih memiliki potensi peningkatan produksi yang signifikan melalui perbaikan cara pengelolaan tanpa memerlukan perubahan teknologi. Lebih lanjut, beliau mengungkapkan bahwa inefisiensi dalam usaha tani sawit rakyat dapat dikurangi melalui pendidikan, pelatihan, serta penguatan kelembagaan koperasi dan kelompok tani.
Acara ini dihadiri lebih dari 700 peserta, termasuk perwakilan dari pemerintah, asosiasi industri, akademisi, dan praktisi industri kelapa sawit. PERISAI 2024 juga menampilkan beragam inovasi teknologi yang dapat mendukung keberlanjutan industri, seperti biosneakers, baterai supercapacitor, sepeda motor listrik, dan gerobak pengangkut tandan buah segar bertenaga listrik.
Selain sesi pleno yang membahas kebijakan dan strategi industri sawit, PERISAI 2024 juga membagi seminar dalam enam topik yang mencakup bioenergi, lingkungan, biomaterial, budidaya dan pascapanen, pangan dan kesehatan, serta aspek sosial, ekonomi, manajemen, dan daya saing industri sawit. Prof. Jamhari berkontribusi dalam sesi “Penguatan Industri Sawit dari Aspek Daya Saing dan Berkelanjutan”, di mana beliau mengajak para peserta untuk lebih fokus pada efisiensi teknis dan pembangunan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan global.
Keikutsertaan Prof. Jamhari dalam PERISAI 2024 berkontribusi pada pencapaian beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Pertama, SDG 12: Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, di mana pengelolaan perkebunan sawit yang lebih efisien dapat mengurangi inefisiensi sumber daya dan mempromosikan praktik pertanian yang berkelanjutan. Kedua, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, melalui penguatan kelembagaan koperasi dan kelompok tani yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit rakyat. Ketiga, SDG 13: Penanganan Perubahan Iklim, di mana riset mengenai pengelolaan limbah kelapa sawit dan mitigasi emisi dapat mendukung usaha untuk memitigasi dampak lingkungan dari industri kelapa sawit.
Penulis: Adhika Hafizh Prasada, S.P.
Admin Website Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM