Bagi Ines, mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian angkatan 2020, Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah panggilan untuk berkontribusi kepada masyarakat, terutama di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di Indonesia. Oleh karena itu, pada periode KKN-PPM UGM Periode 2 tahun 2023, Ines memilih untuk melakukan pengabdian di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya di daerah Ohoi Dian Darat, Kecamatan Hoat Sorbay.
Ines terinspirasi oleh beberapa kakak tingkatnya yang juga telah mengabdi di Pulau Kei. Keinginan untuk melihat secara langsung kondisi masyarakat di luar Pulau Jawa, serta keindahan pantai pasir putih di Kepulauan Kei, menjadi pemicu utama bagi Ines untuk memilih KKN di Maluku Tenggara. Terlebih lagi, pantai pasir putih di Kei diketahui sebagai pantai dengan pasir putih terhalus di Benua Asia.
Tema yang diangkat oleh tim KKN-PPN UGM di Hoat Sorbay adalah “Penguatan Kapasitas Kelembagaan dan Tata Kelola Pemerintahan Menuju Kampung Iklim Berkelanjutan yang Mandiri Energi dan Tangguh Sosial-Ekonomi”. Sebagai mahasiswa Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Ines melihat bahwa tema tersebut sangat relevan dengan fokus studinya. Ines berharap bahwa melalui tema ini, mereka dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi peningkatan kapasitas masyarakat di wilayah tersebut.
Dalam menjalankan KKN, Ines dan timnya menghadapi berbagai tantangan, termasuk koordinasi pelaksanaan dua event besar secara bersamaan yakni Pesta Rakyat Menyambut Sail to Indonesia 2023 dan Festival Budaya dan Kuliner Pesona Teluk Sorbay 2023. Meskipun menguras energi, berkat kerjasama tim KKN dan dukungan dari berbagai pihak, kedua event tersebut berhasil dilaksanakan dengan baik dan mendapat apresiasi yang tinggi.
Salah satu hal yang menarik dari pengalaman KKN Ines di Ohoi Dian Darat adalah keberagaman agama di tengah masyarakat yang mayoritas beragama Kristen. Ines belajar tentang pentingnya saling menghargai antar umat beragama dan bagaimana perbedaan itu menjadikan kita semakin kaya akan pengetahuan dan rasa toleransi. Di tengah perjalanan ini, Ines juga menggali filosofi Ain ni Ain yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat, yang berarti “yang satu memiliki yang lain, demikian pula sebaliknya.” Melalui pengalaman KKN ini, Ines tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat Maluku Tenggara, tetapi juga membawa pulang banyak pelajaran berharga tentang kepedulian, kerjasama, dan keberagaman budaya Indonesia.