Peringatan Hari Kartini pada tanggal 21 April setiap tahunnya tidak hanya menjadi momen untuk mengenang jasa dan semangat perjuangan Kartini, tetapi juga untuk merenungkan peran perempuan dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk sektor pertanian. Perempuan seringkali memegang peran yang signifikan di sektor ini. Tidak jarang dalam kegiatan budidaya komoditas pertanian, perempuan juga ikut berkontribusi dalam penanaman, perawatan tanaman, hingga panen. Selain itu, pada tahapan pasca panen, perempuan juga terlibat dalam pemeliharaan ternak, pengolahan hasil pertanian, dan pemasaran produk.
Peran perempuan dalam pertanian bukan hanya sebatas aktivitas harian di lapangan, tetapi juga berdampak pada pencapaian tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Menurut Kurnyasih et al., (2023) Salah satu penyebab yang mendorong perempuan (istri) untuk bekerja di sektor publik adalah kemiskinan keluarga. Dari kajian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kontribusi perempuan di sektor pertanian merupakan bagian dari partisipasi aktif dalam membantu mengurangi kemiskinan dengan meningkatkan pendapatan keluarga dan akses terhadap pangan.
Peran perempuan dalam sektor pertanian tidak dapat diremehkan. Mereka bukan hanya sebagai penggerak utama di lapangan, tetapi juga sebagai agen perubahan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Peningkatan akses perempuan terhadap pendidikan, pelatihan, dan sumber daya merupakan langkah penting untuk meningkatkan kontribusi mereka dalam pertanian dan pembangunan secara keseluruhan. Momentum Hari Kartini adalah saat yang tepat untuk menghargai kontribusi perempuan dalam pertanian dan mengambil langkah-langkah konkret untuk memperkuat peran mereka dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Daftar Pustaka:
Kurnyasih, A., Azhari, B. A., Siregar, R. H., & Silalahi, P. R. (2023). Analisis kontribusi petani perempuan terhadap pendapatan keluarga di Desa Bekalar Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Journal of Creative Student Research, 1(1) : 01-12.