Pada Senin, 4 Maret 2024, Prodi Magister Manajemen Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Gadjah Mada menggelar acara kuliah tamu dengan topik menarik berjudul “Contract Farming in Japan“. Acara ini tidak hanya terbuka untuk mahasiswa di tingkat Magister, tetapi juga untuk para mahasiswa Sarjana dan Doktoral di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian.
Dalam acara yang diselenggarakan tersebut, hadir pengajar dari Tohoku University, Jepang, yaitu Prof. Tsuyoshi Sumita, yang dikenal dengan sebutan Sensie Tsuyoshi. Turut hadir juga sebagai moderator adalah Ibu Rosalia Natalia Seleky, S.P., M.Agr., Ph.D dari Laboratory of Agricultural Economics, Shimane University, Jepang.
Prof. Tsuyoshi secara mendalam membahas tentang contract farming di Jepang. Dia menjelaskan konsep community farming, perbedaannya dengan contract farming, serta sejarah dan keberlanjutannya di Jepang. Dalam diskusi tersebut, ditekankan bahwa Indonesia dan Jepang memiliki tantangan serupa dalam sektor pertanian, terutama terkait dengan masalah usia petani yang cenderung lanjut dan minimnya minat generasi muda untuk terlibat dalam pertanian.
Community farming di Jepang bermula dari kebutuhan akan tenaga kerja saat proses budidaya, yang memunculkan sistem pertukaran tenaga kerja antar rumah tangga petani. Sistem ini memberikan akses kepada petani untuk menggunakan alsintan dan mengkoordinasikan proses budidaya serta perputaran keuangan. Hasil produksi kemudian dipasarkan secara kolektif melalui koperasi.
Tidak hanya memberikan gambaran tentang praktiknya, Prof. Tsuyoshi juga menginspirasi untuk menerapkan konsep serupa di Indonesia, mengingat potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam bidang pertanian. Keberhasilan community farming di Jepang menunjukkan bahwa koordinasi dan efisiensi dapat dicapai melalui model ini, terutama dalam hal biaya.
Pentingnya integrasi antara topik ini dengan Sustainable Development Goals (SDGs) tidak bisa dilewatkan. Praktik-praktik seperti community farming dan contract farming di Jepang memiliki potensi besar untuk mendukung pencapaian beberapa SDGs, terutama yang terkait dengan pengentasan kemiskinan, ketahanan pangan, dan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Dengan demikian, kuliah tamu ini tidak hanya memberikan wawasan baru dalam konteks pertanian, tetapi juga mengajak kita untuk memikirkan bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diadaptasi untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.