Rangkuman Acara: Webinar Series 5, Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM Ke-74 (diselenggarakan oleh Departemen Sosial Ekonomi Pertanian) dengan tema Strategi Pengembangan Koperasi sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional dalam Tata Kehidupan Normal Baru
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada kembali menyelenggarakan Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian 2020 pada tanggal 14 Juli 2020 mulai pukul 09:00-12:00 WIB. Penyelenggaraan dilakukan secara daring dalam bentuk Webinar Series sebagai rangkaian Dies Natalis Fakultas Pertanian UGM yang ke-74 melalui platform Zoom dan YouTube yang disiarkan secara live. Tema yang diangkat adalah Strategi Pengembangan Koperasi sebagai Sokoguru Perekonomian Nasional dalam Tata Kehidupan Normal Baru. Webinar Series 5 menghadirkan 3 (tiga) narasumber yaitu Rulli Nuryanto,S.E.,M.Si.(Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM), Dr. Jamhari, S.P.,M.P.(Dekan Fakultas Pertanian UGM), dan Sutikno, S.P. (Ketua Koperasi Kybar Tani Mandiri). Masing-masing narasumber mewakili perannya sebagai pemegang kebijakan, akademisi, dan pelaku penggiat koperasi pertanian Indonesia. Total peserta yang bergabung selama acara berlangsung baik melalui platform Zoom dan YouTube Live mencapai 360 orang dari berbagai profesi dan asal daerah.
Pemilihan Koperasi sebagai tema Webinar Series 5 dilatarbelakangi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional akibat Pandemi Covid-19. Penataan ulang agenda dan program kinerja di berbagai sektor sangat diperlukan untuk mewujudkan pertumbuhan Triwulan II dan Triwulan III yang diramalkan akan semakin berat. Kenormalan baru yang mulai diterapkan di berbagai lini kehidupan masyarakat untuk kembali menyetabilkan kondisi perekonomian, rupanya tidak menyentuh koperasi sebagai lembaga ekonomi terdekat masyarakat. Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Rulli Nuryanto,S.E.,M.Si., memaparkan bahwa partisipasi masyarakat Indonesia untuk menjadi anggota koperasi hanya 8,41% yang berarti masih di bawah rata-rata dunia yang telah mencapai 16,31%. Akibatnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian nasional yang hanya sebesar 0,97% dibandingkan rata-rata dunia 4,30%.
Rulli Nuryanto, S.E, M.Si. menegaskan bahwa koperasi sesungguhnya mampu menjadi salah satu penyokong perekonomian Indonesia di masa Pandemi Covid-19 melalui (1) peningkatan kualitas komunikasi dengan seluruh anggota untuk tetap menjaga keberlangsungan usaha koperasi; (2) pembangunan ide-ide baru untuk menjalankan usaha melalui media online (penetrasi pasar baru); (3) pelatihan dan pendampingan usaha online bagi anggota; (4) pembangunan kerjasama dengan koperasi lain yang sejenis untuk memperkuat kelembagaan, usaha dan keuangan koperasi; dan (5) peningkatan kualitas pengelolaan keuangan usaha koperasi. Koperasi perlu menyiapkan reaktivasi dan pertumbuhan di masa Pandemi Covid-19 dengan cara: (1) adaptasi penggunaan teknologi digital dalam pelayanan kepada anggota; (2) pemanfaatan media digital untuk mempromosikan usaha anggota; (3) peningkatan kualitas manajer koperasi untuk menangkap pasar baru melalui manajemen yang modern; (4) perluasan ruang lingkup layanan kepada anggota untuk menjaring anggota baru; dan (5) promosi keunggulan koperasi kepada masyarakat melalui media sosial untuk meningkatkan citra koperasi. Kementerian Koperasi dan UKM telah memiliki 5 (lima) strategi pengembangan untuk koperasi kedepan, yaitu (1) pengembangan kemitraan dan jaringan usaha koperasi; (2) perluasan akses dan skema pembiayaan koperasi; (3) pengembangan manajemen dan model bisnis koperasi; (4) penyelenggaraan pengawasan dan akuntabilitas koperasi; dan (5) pendampingan, pengawasan, penyuluhan dan peningkatan SDM koperasi.
Ketua Koperasi Kybar Tani Mandiri, Sutikno, S.P., juga menegaskan bahwa, idealnya, koperasi dapat menjadi: (1) solusi pemerataan kesejahteraan (mempersempit gap di antara kelompok kaya dan miskin); (2) penggerak ekonomi anggota; menyelenggarakan usaha kolektif yang berdiri atas prakarsa masyarakat; (3) lekat dengan kehidupan sosial ekonomi masyarakat bawah; (4) menyeimbangkan paham individualisme dan kapitalisme, dan (5) berani menjamin diri sendiri. Sutikno, S.P. menambahkan bahwa koperasi saat ini sedang mengadapi tantangan dari internal yaitu disorientasi nilai dan tujuan, partisipasi anggota, inovasi dan pengawasan. Di sisi lain, terdapat tantangan dari eksternal yaitu perkembangan teknologi dan gaya hidup, khususnya kaum milenial. Koperasi Syariah (BMT) Kybar Tani Mandiri terus menyelenggarakan berbagai aktifitas koperasi dengan memegang teguh upaya-upaya: (1) memberikan pemahaman kepada anggota dan masyarakat mengenai koperasi; (2) simpanan pokok dan simpanan wajib yang relatif murah; (3) simpanan sukarela seadanya; (4) tidak diskriminatif; (5) engelolaan secara demokratis dan mandiri; (6) membagi Sisa Hasil Usaha secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha; dan (6) kerjasama antar koperasi. Di akhir pemaparannya, Sutikno, S.P. menyatakan bahwa eksekusi adalah solusi agar bisa memenangkan persaingan dan terus berkembang terutama di masa Pandemi Covid-19. Salah satu eksekusi yang dilakukan oleh Koperasi Kybar Tani Mandiri adalah menyelenggarakan usaha dengan beragam jenis (multi usaha).
Dekan Fakultas Pertanian UGM, Dr. Jamhari, S.P., M.P., memberikan pandangan lain terkait koperasi pertanian. Lembaga petani, termasuk koperasi pertanian, dipandang sebagai salah satu faktor akselarasi sektor pertanian. Realitanya, memaksimalkan peran lembaga petani masih sulit dilakukan karena partisipasi anggota rendah; masih maraknya fragmentasi kelembagaan petani; serta involusi kelembagaan petani yang semula koperasi berbasis wilayah unit desa (600 sampai dengan 1.000 hektar) menjadi gapoktan dan sejenisnya. Atas dasar hal tersebut, perlu dilakukan penguatan kelembagaan petani dengan cara konsolidasi kelembagaan tani yang berada di dalam satu wilayah unit desa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha pertanian. Konsolidasi manajemen dan kelembagaan petani dengan mengembangkan komoditas berbasis lokal dan berorientasi dalam negeri, dapat meningkatkan akselarasi pertumbuhan sektor pertanian dan meningkatkan nilai tambah yang akan diperoleh petani terutama di masa Pandemi Covid-19 ketika sektor pertanian diprediksi menjadi salah satu sektor yang berpotensi tumbuh (potential winner). Peningkatan jumlah permintaan (demand) komoditas pertanian dapat direspon secara cepat oleh produsen dengan meningkatkan jumlah penawaran (supply) berbasis sumberdaya lokal.
Panitia Webinar Series 5
Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
CP. Ratih Ineke Wati (081326999966)